Top Links Menu
May 26, 2025
May 14, 2023
What is The Responsibility of an Engineer
Project Manager
|
Project Engineer
___________________________________
Project Engineer
- Bertugas untuk mengelola upaya industri dalam mencapai target yang kompleks dari awal hingga akhir proyek,
- Tanggung jawab utama mereka adalah mengatur budget, menganalisis permintaan, berkomunikasi dengan berbagai divisi, dan melakukan perencanaan proyek dengan efektif.
- Menjabarkan proyek menjadi sebuah timeline rinci
- Menyiapkan tim, material, dan tools yang diperlukan
- Berkomunikasi dengan project manager, desainer, engineer, dan lainnya
- Memastikan proyek berjalan sesuai rencana dan anggaran
- Membuat laporan progres proyek
- Memastikan proyek dilakukan sesuai SOP perusahaan dan undang-undang
- Melakukan inspeksi lokasi/supervisi
- Mengawasi penerapan protokol keselamatan
- Memantau perubahan desain dan menilai dampaknya bagi proyek
Maintenance Engineer
-
Mar 7, 2023
Solute, Solvent, Absorption, Adsorption
![]() | ![]() |
Microscopic view of Br2 gas (solute) dissolved in Ar gas (solvent). | Microscopic view of Ar gas (solute) dissolved in liquid H2O (solvent). |
![]() | ![]() |
Microscopic view of Br2 liquid (solute) dissolved in liquid H2O (solvent). | Microscopic view of solid NaCl (solute) dissolved in liquid H2O (solvent). |
Solvent: the substance in which a solute dissolves to produce a homogeneous mixture, solvents can also be gases, liquids, or solids
Adsorption: the adhesion of molecules (or ions and atoms) to the surface of a solid or liquid. The molecules accumulate only at the surface and do not enter the bulk of the adsorbing material.
- Adsorbate: the substance whose molecules get adsorbed at the surface.
- Adsorbent: the substance on whose surface the process takes place.
- It is a surface phenomenon.
- Adsorbents substance: Alumina gel, Silica gel, Zeolites, Activated carbon, Graphite
- Desorption: the reverse process in which the adsorbed substance is removed from the surface of the adsorbent.
Absorption: the assimilation of molecular species throughout the bulk of the solid or liquid.
Nov 17, 2022
Dry Gas Seal Contamination Problem
Semua antarmuka dengan segel gas dan lingkungannya merupakan jalur polusi potensial. Polusi terjadi:
Di sisi dalam jika gas proses yang tidak diolah bocor melalui labirin bagian dalam kompresor saat tekanan gas seal lebih rendah dari tekanan referensi
Di sisi tempel pada oli bantalan kompresor saat segel pemisah rusak atau rusak, atau tidak ada cukup gas pemisah (udara atau nitrogen)
Di port pasokan segel di kepala kompresor jika gas penyegel tidak ditangani secara memadai di sistem segel gas yang terletak di bagian atas segel gas atau jika pemipaan kotor
Di saluran ventilasi jika masih ada kotoran atau jika cairan dapat terperangkap atau tidak mengalir.
Untuk menghindari polusi seal gas dan karena celah yang sangat tipis antara permukaan yang berputar dan statis, gas sealing perlu ditangani dengan benar di bagian hulu seal gas. Selain itu, kualitas gas seal harus dipastikan setiap saat, selama semua urutan pengoperasian seperti standby, start-up, running, dan shutdown. Sealing gas biasanya diharuskan bebas dari partikel 3 mikron (absolut) dan lebih besar serta 99,97 persen bebas cairan.
Kontaminan dapat berupa padatan, cairan atau gas.
Partikel asing dapat berupa:
- Partikel dari pipa yang tidak bersih (saluran pasokan segel, saluran ventilasi)
- Partikel dari komponen pipa, kompresor, atau segel gas yang terkorosi
- Partikel dalam gas proses
Pencemaran dapat terjadi karena :
- Filtrasi gas penyegel yang buruk atau tidak ada
- Membalikkan tekanan segel gas
- Aliran tidak mencukupi di bawah labirin bagian dalam kompresor
Karena celah antara permukaan statis dan berputar sekitar 5 mikron, setiap partikel yang lebih besar dari celah akan menyebabkan erosi pada permukaan yang menyebabkan peningkatan kebocoran gas dan akhirnya kegagalan segel gas. Di mana ada partikel yang sangat tipis, akumulasi partikel dan penyumbatan alur dudukan yang berputar mengakibatkan hilangnya efek pengangkatan dan sekali lagi kegagalan segel gas.
Konsekuensi lain dapat berupa kerusakan pada permukaan penyegelan sekunder dan lebih khusus lagi pada diameter keseimbangan.
Polusi cair dapat:
- Hasil dari kebocoran oli bantalan melalui segel pemisah atau migrasi di sepanjang garis poros
- Hadir dalam aliran gas proses jika tidak ada, atau tidak tepat dirancang, penyatuan dalam sistem penyaringan
- Karena kondensasi gas penyegel; gas segel paling sering diambil dari pelepasan kompresor, disaring dan kemudian mengembang saat melewati komponen sistem segel gas, seperti filter, katup, lubang, dan permukaan segel gas; saat tekanan turun, suhu menurun dan dapat mengakibatkan gas segel masuk dalam fase cair
- Hasil dari kontaminasi oleh inhibitor korosi hadir dalam pipa proses.
Kondensat pada antarmuka segel gas akan menyebabkan degradasi efek lift-off, gesekan antara kursi statis dan berputar, pembangkitan panas, deformasi bagian, ekstrusi cincin-O, kejutan termal pada kursi berputar dan akhirnya kegagalan rotasi dan /
atau cincin statis. Selain itu, permukaan statis biasanya terbuat dari karbon dan karenanya dapat melepuh karena sifat berpori dari bahan ini.
Gas segel tidak secara inheren merupakan polutan untuk segel, dengan asumsi gas tersebut diperlakukan secara memadai di hulu segel gas. Namun, beberapa polusi dapat terjadi jika reaksi kimia berkembang:
- Antara komponen seal gas itu sendiri, misalnya polimerisasi seal gas
- Antara komponen gas segel dan bahan komponen panel segel gas / segel gas, seperti reaksi antara belerang yang ada di aliran gas segel dan nikel yang ada di cincin berputar
Sebagai perangkat penyegel bebas kontak, segel gas tidak memerlukan perawatan kartrid itu sendiri. Namun, dalam pengoperasiannya, pemeliharaan seal secara berkala lebih disukai untuk memeriksa adanya polusi, memeriksa kondisi cincin karbon dan penggantian cincin-O yang memiliki masa hidup terbatas. Pemeliharaan berkala ini merupakan kesempatan untuk mengontrol kondisi operasi, efisiensi panel dan mengambil tindakan korektif jika diperlukan.
Nov 6, 2022
Nov 2, 2022
Engine Driven Reciprocating Compressor Troubleshooting
Problem |
Possible
Causes |
Solutions |
Compressor
Stalls and Dies |
1.
Drive engine low on fuel 2.
Compressor check valve not functioning 3.
Compressor Pilot valve not functioning 4.
Spark Plug in Engine bad 5.
Drive engine Low on oil |
1. Check
fuel level in drive engine 2. Inspect
compressor check valve 3. Check
drive engine spark plug 4. Check
oil level on compressor drive engine 5. Check
oil on compressor pump |
Compressor
is running and is not |
1.
Compressor Pilot valve is actuated 2.
Compressor pilot valve is malfunctioning 3.
Compressors pump head unloaders stuck engaged |
1. Check
pilot valve to make sure it in the proper position 2. Replace
compressor pilot valve 3. Check
and clean compressor pump head unloaders |
Compressor
does not idle up |
1.
Throttle control valve (bullwhip) not engaging 2.
Throttle control valve cable broken 3.
Drive engine throttle linkage damaged |
1. Check
throttle control valve (bullwhip) for proper function 2. Replace
throttle control valve 3. Check
drive engine throttle linkage |
Compressor
Pump Knocking |
1.
Loose motor pulley or compressor flywheel 2.
Low oil level in compressor pump 3.
Carbon build up on valve and piston |
1. Tighten
pulley or flywheel 2. Keep
oil level at recommended level for proper operation 3. Only
use factory recommended oil |
Excessive
oil discharge in air |
1.
Worn piston rings or cylinder 2.
Restricted air intake 3.
Oil level to high 4.
Compressor has exceeded it duty cycle |
1. Clean
or replace air filters 2. Reduce
oil level to recommended amount 3. Reduce
compressor duty cycle (repair leaks or add another unit to handle the excess
demand) |
Compressor
Overheating |
1.
Poor ventilation 2.
Dirty cooling surfaces 3.
Compressor is out of its operating duty cycle |
1. Relocate
compressor to any area with better ventilation (at least 18 inches from the
nearest wall) 2. Clean
all cooling surfaces 3. Reduce
compressor duty cycle (repair leaks or add another unit to handle the excess
demand) |
Excessive
Belt Wear |
1.
Pulley out of alignment 2.
Improper belt tension 3.
Pulley damaged of loose |
1. Realign
pulley with flywheel 2. Re
adjust belt tension |
Compressor
wont start in cold weather |
1.
Bad check valve 2.
Compressor has wrong grade oil 3.
Control lines frozen |
1. Use
IS 100 (30W) compressor oil for cold weather conditions 2. Move
compressor to a warmer location 3. Put
a heat lamp on compressor to maintain above freezing temperatures |
Compressor
has excessive vibration |
1.
Compressor is not properly mounted on vibration
isolation pads 2.
Compressor pulley is out of alignment 3.
Engine is low on fuel of throttle is out of
adjustment |
1. Properly
mount compressor on vibration isolation pads 2. Re-align
pulleys 3. Check
drive engine oil and fuel level 4. Re-adjust
engine throttle control (bull whip) |
Nov 1, 2022
Detonation: Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi
Apa itu detonation?
Detonation (mesin knocking) adalah salah satu masalah pada mesin mobil dengan gejala muncul bunyi ketukan. Ini dampak, gejala penyebab dan solusinya.
Dampak bila terjadi detonation
Secara spesifik, dampak yang akan terjadi saat kondisi detonation ini dibiarkan dalam waktu lama adalah kerusakan pada komponen-komponen internal mesin mobil seperti piston, connecting rod, klep dan komponen internal mesin lainnya.
Hal ini terjadi karena adanya kerak karbon di dalam ruang pembakaran sehingga komponen-komponen mesin mobil tersebut memiliki beban kerja berlebih dan menyebabkan komponen-komponen ini jadi gampang keausan dan berpotensi mempersingkat usia pakai komponen mobil tersebut.
Sejalan dengan itu, mesin mobil jadi kurang bahkan hilang tenaganya dan jadi lebih boros penggunaan bahan bakar. Salah satu faktornya bisa karena kita menggunakan bahan bakar yang tidak sesuai aturan oktan yang tepat untuk mobil.
Gejala mesin terjadi detonation
Gejala terjadinya mesin knocking atau detonation adalah saat timbul suara menggelitik atau ketukan yang berasal dari mesin mobil yang diikuti dengan getaran mesin saat mesin mobil dinyalakan atau saat melakukan akselerasi.
Gejala tersebut bisa terjadi karena proses pembakaran dini yang terjadi di ruang pembakaran antara bahan bakar dan udara yang tidak sesuai dengan timing pembakaran atau sebelum busi mengeluarkan percikan apinya. Kondisi ini tidak normal sehingga berisiko terhadap siklus pembakaran selanjutnya.
Jika siklus abnormal ini terjadi beberapa kali dalam satu siklus, maka akan terciptanya gelombang tekanan secara statis di dalam ruang pembakaran dan menyebabkan getaran.
Penyebab terjadinya detonation
Salah satu penyebab detonation adalah karena tidak menggunakan bahan bakar sesuai oktan dan perawatan mobil yang kurang seperti ganti oli mobil atau membersihkan filter oli mobil. Untuk penjelasan lebih lanjutnya, berikut ini penyebab-penyebab detonation.
Penyebab mesin knocking yang pertama adalah penyetingan atau pengaturan bahan bakar dan udara di dalam karburator yang tidak akurat dan tidak sesuai dengan standar yang telah ditetap pabrik berdasarkan jenis mesin mobil.
Karenanya, penyaluran bahan bakar atau udara akan berlebih atau kurang dan menimbulkan proses pembakaran tidak sempurna. Solusinya, kita hanya perlu melakukan setel ulang sistem karburator.
Akan tetapi, bila mobil OtoFriends menggunakan sistem electronic fuel injection, biasanya penyebab detonation adalah rusaknya sensor MAP atau Manifold Air Pressure.
Solusi untuk memperbaiki sensor knock yang eror ini dengan melakukan setel ulang ECU dan menambahkan volume bahan bakar atau mengganti sensor yang rusak dengan yang baru.
2. Nilai oktan pada bahan bakar tidak sesuai aturan
Menggunakan bahan bakar dengan nilai oktan yang tidak sesuai dengan aturan bisa menimbulkan mesin knocking sejak dini. Umumnya, kendaraan-kendaraan di Indonesia seharusnya menggunakan bahan bakar dengan nilai oktan lebih dari 90.
Sebagai contoh bila mobil kita memiliki nilai kompresi 10:1 atau 11:1 maka bahan bakar yang digunakan adalah bahan bakar yang nilai oktannya 92.
Kenyataannya, kita justru lebih memilih menggunakan bahan bakar dengan nilai oktan di bawah 92 hanya untuk menghemat biaya bensin. Padahal, tanpa kita sadar kita harus mempersiapkan uang untuk biaya servis mobil ke depannya.
3. Karbon yang mengendap di ruang pembakaran
Proses pembakaran yang berlangsung di ruang pembakaran akan selalu menghasilkan sisa pembakaran dalam bentuk karbon. Sisa pembakaran atau deposit ini akan menumpuk dan mengendap di ruang pembakaran hingga volume bahan bakar berkurang dan meningkatkan kompresi mesin.
Karbon yang mengendap ini bisa membuat bahan bakar dan udara yang bercampur dan masuk ke ruang pembakaran akan lebih cepat terbakar dengan sendirinya sekalipun busi belum memercikan api.
Apabila kita tidak segera membawa mobil ke bengkel mobil terdekat untuk membersihkan karbon-karbon tersebut, maka mesin mobil jadi sering bersuhu tinggi hingga overheat.
4. Pemakaian busi tak sesuai aturan
Selain menggunakan bahan yang tidak sesuai, nyatanya menggunakan busi yang tak sesuai aturan pabriknya juga berpotensi menyebabkan mesin knocking. Umumnya, busi memiliki daya memercikan api yang berbeda-beda tergantung jenis mesin mobil.
Saat kita menggunakan busi yang tidak sesuai aturan hanya demi menghemat biaya, risiko yang bisa diterima adalah percikan api yang dihasilkan busi bisa lebih kecil atau lebih besar. Percikan api yang tidak sesuai dengan kebutuhan proses pembakaran ini bisa berakibat fatal yakni proses pembakaran jadi tidak normal.
Endapan karbon jadi lebih cepat dan lebih banyak yang menempel di dinding silinder hingga katup. Oleh sebab itu, penting untuk menggunakan busi mobil sesuai aturan pabriknya.
5. Setting komponen mesin mobil tak sesuai aturan
Penyebab detonation yang terakhir adalah setting mesin atau pembakaran yang tidak sesuai aturan dari pabrik mobil.
Beberapa komponen yang cukup mempengaruhi terjadinya knocking pada mesin adalah sensor knock yang rusak, sensor manifold air pressure atau sensor air flow yang rusak dan eror. Umumnya, penyebab kerusakan ini adalah usia pakai komponen yang sudah harus segera diganti.
Bila tidak segera diganti maka akan mempengaruhi ketidakstabilan ECU. Nantinya, secara otomatis ECU akan mengubah settingan pengapian, volume bahan bakar yang dibutuhkan dan juga udara.Oleh karena itu, bila mobil kita menggunakan sistem injeksi maka sebaiknya rutin dilakukan pengecekan dan perawatan.
Cara mengatasi detonation
Setelah mengetahui gejala dan penyebab terjadinya detonation atau mesin knocking, OtoFriends bisa mengatasinya dengan cara-cara berikut ini.
1. Menggunakan bahan bakar dengan oktan yang sesuai
Baik kendaraan mesin bensin maupun mesin diesel, kita tetap perlu memastikan bahwa kendaraan tersebut menggunakan bahan bakar berkualitas terbaik dengan nilai oktan sesuai aturan. Bahan bakar memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap tekanan performa mesin.
Saat kita menggunakan bahan bakar beroktan rendah tetapi tekanan kompresinya tinggi maka potensi terjadinya knocking akan jauh lebih besar.
Sebab, piston belum selesai melakukan kompresi gas di dalam ruang pembakaran tetapi bensin sudah terbakar karena suhu yang tinggi hingga melalui titik nyala bahan bakar. Kondisi ini bisa disebut dengan pre-ignition. Gejalanya adalah terdengar suara ngelitik.
2. Membersihkan ruang pembakaran
Deposit merupakan kondisi di mana sisa hasil pembakaran yang tidak sempurna menumpuk dan mengendap di bagian silinder atau dinding ruang pembakaran dan berpotensi terjadinya knocking.
Cara mengatasinya adalah dengan membersihkan ruang pembakaran dari endapan karbon tersebut menggunakan cleaner carbon yang bisa disemprotkan pada ruang pembakaran melalui busi.
Setelah selesai menyemprotkannya, kita bisa menyalakan mesin mobil dengan busi terbuka. Piston mendorong carbon cleaner tersebut hingga deposit keluar melalui lubang busi.
Jika proses ini selesai, mesin mobil akan sulit dihidupkan karena masih ada sisa carbon cleaner di dalam ruang pembakaran. Namun, kita bisa menyalakan mesin sebanyak 3 – 5 kali hingga mesin mobil benar-benar hidup kembali.
3. Membersihkan busi dan filter udara
Cara membersihkan busi yang lain adalah dengan melepas busi dari komponen mesin mobil dan membersihkan deposit secara langsung menggunakan sikat dan carbon cleaner khusus yang memiliki kandungan baik untuk membersihkan elektroda busi.
Selain busi, kita perlu membersihkan filter udara supaya aliran udara jadi lancar dan dapat tersaring dengan sempurna.
4. Mengganti filter bahan bakar
Rutin memeriksa kondisi filter bahan bakar. Apakah sudah waktunya diganti atau belum. Segera ganti filter bahan bakar guna melancarkan aliran bahan bakar dan sisa bahan bakar yang beroktan rendah. Sesuai dengan aturan bahwa kita harus mengganti filter bahan bakar setiap menempuh jarak tempuh 20.000 kilometer.